Selamat Datang Di Blog Efda Octaria

Sabtu, 15 Juni 2013

NASIB PELAMAR GURU HONORER

NASIB PELAMAR GURU HONORER
Oleh : Efda Octaria



                Guru adalah profesi yang mendapat simbol “pahlawan tanpa tanda jasa”. Simbol ini menjadi salah satu alasan kenapa seseorang ingin mendudukinya di samping alasan-alasan lain yang berbeda di mata semua guru ataupun calon guru. Dan menurutku profesi guru adalah profesi paling mulia dan nomor satu diantara profesi lainnya. Kenapa? Yacchh … contoh saja presiden, orang yang punya kedudukan no satu di Negara yang tidak akan bisa pintar tanpa adanya peran sang guru, begitu juga dengan dokter, dan sebagainya.

                Banyak fenomena yang terjadi seputar guru dan pendidikan. Tapi fokus tulisan saya “calon guru” terutama “calon guru honorer”. Guru honorer terkadang memang dipandang sebelah mata terutama saat melamar menjadi guru honorer di sekolah-sekolah. Melamar menjadi guru honorer itu sangat tidak mudah bahkan tidak cukup dengan tata krama yang baik saja. Contoh fakta yang saya alami sendiri. Beberapa waktu yang lalu saya mencoba mencari informasi ke salah satu SMAN di kota saya. Saya bertemu dengan beberapa guru dan ternyata salah satu dari mereka adalah waka kurikulumnya. Ketika saya menanyai tentang lowongan untuk mata pelajaran bahasa arab, sang bapak raut wajahnya berubah dan menjawab “oh gurunya sudah ada, itupun hanya 16 jam”. Dua hari berikutnya saya datang kembali dengan tante saya, dan saya langsung bertemu dengan kepala sekolahnya. Sang kepala sekolah meminta berkas lamaran saya dan akan diproses katanya.
                Ini dia faktanya!. Ketika ingin melamar menjadi guru honorer itu memang tak selalu mulus seperti yang saya alami. Niat saya ingin mandiri dan diterima bukan karena orang di belakang saya, tapi itulah kenyataannya. Dan katanya di kota saya ini memang begitu adanya bahkan, mohon maaf tak sedikit yang menggunakan uang. Jadi dapat disimpulkan harus ada orang dalam/uang dalam melamar menjadi guru honorer. 

Walau guru honorer dipandang sebelah mata oleh orang lain tak harus membuat kita patah semangat dan memberikan yang terbaik untuk siswa/i. Dan buktikan bahwa kita mampu melakukannya.
 

Tidak ada komentar: