NASIB PELAMAR GURU HONORER
Oleh : Efda Octaria
Guru adalah
profesi yang mendapat simbol “pahlawan tanpa tanda jasa”. Simbol ini menjadi
salah satu alasan kenapa seseorang ingin mendudukinya di samping alasan-alasan
lain yang berbeda di mata semua guru ataupun calon guru. Dan menurutku profesi
guru adalah profesi paling mulia dan nomor satu diantara profesi lainnya. Kenapa?
Yacchh … contoh saja presiden, orang yang punya kedudukan no satu di Negara
yang tidak akan bisa pintar tanpa adanya peran sang guru, begitu juga dengan dokter,
dan sebagainya.
Banyak fenomena yang terjadi
seputar guru dan pendidikan. Tapi fokus tulisan saya “calon guru” terutama “calon
guru honorer”. Guru honorer terkadang memang dipandang sebelah mata terutama
saat melamar menjadi guru honorer di sekolah-sekolah. Melamar menjadi guru
honorer itu sangat tidak mudah bahkan tidak cukup dengan tata krama yang baik
saja. Contoh fakta yang saya alami sendiri. Beberapa waktu yang lalu saya
mencoba mencari informasi ke salah satu SMAN di kota saya. Saya bertemu dengan
beberapa guru dan ternyata salah satu dari mereka adalah waka kurikulumnya.
Ketika saya menanyai tentang lowongan untuk mata pelajaran bahasa
arab, sang bapak raut wajahnya berubah dan menjawab “oh gurunya sudah ada,
itupun hanya 16 jam”. Dua hari berikutnya saya datang kembali dengan tante
saya, dan saya langsung bertemu dengan kepala sekolahnya. Sang kepala sekolah
meminta berkas lamaran saya dan akan diproses katanya.
Ini dia faktanya!. Ketika ingin
melamar menjadi guru honorer itu memang tak selalu mulus seperti yang saya
alami. Niat saya ingin mandiri dan diterima bukan karena orang di belakang
saya, tapi itulah kenyataannya. Dan katanya di kota saya ini memang begitu
adanya bahkan, mohon maaf tak sedikit yang menggunakan uang. Jadi dapat
disimpulkan harus ada orang dalam/uang dalam melamar menjadi guru honorer.
Walau guru
honorer dipandang sebelah mata oleh orang lain tak harus membuat kita patah
semangat dan memberikan yang terbaik untuk siswa/i. Dan buktikan bahwa kita
mampu melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar