Selamat Datang Di Blog Efda Octaria

Selasa, 08 Mei 2012

DOKTER KECIL SIAP BERSAING



DOKTER KECIL SIAP BERSAING

Dengan disematkannya label dokter kecil, anak-anak SD diharapkan menjadi agen perubahan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


Wajah sumringahtak bisa disembunyikan dari Luisa Yulia (SD Sang Timur),Al Abror (SDN Pondo Labu 07),dan Itak Hidayatul (SDN Rambutan 01).Ketiganya berhasil menjadi yang terbaik di ajang Dokter Kecil Award 2012tingkat DKI Jakarta.Dengan begitu, mereka akan mewakili DKI Jakarta untuk bersaing di tingkat nasional. Ya,ajang Dokter Kecil Awardkembali digelar tahun ini.

Program bagi anak sekolah dasar (SD) yang akan berkompetisi menjadi yang terbaik untuk siap menjadi agen perubahan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ini diselenggarakan oleh PT Unilever Indonesia Tbk dengan brand Lifebuoy. Tahun ini program Dokter Kecil Awarduntuk pertama kalinya terbuka secara umum dan mencakup 32 provinsi agar lebih memotivasi dan mendorong semua SD dalam mengaktifkan usaha kesehatan sekolah (UKS).

Selain itu,menjadikan dokter kecil sebagai agen perubahan PHBS untuk turut mendukung terwujudnya Indonesia yang lebih sehat. Bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI),Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),program ini diharapkan menjadi upaya strategis meningkatkan derajat kesehatan siswa melalui pendekatan kelompok teman sebaya.

Selain itu,juga mempersiapkan peserta didik menjadi penggerak hidup bersih dan sehat,baik di lingkungan sekolah,keluarga,maupun masyarakat sekitarnya. Dengan jumlah siswa SD yang sangat besar membuat mereka memiliki peran strategis untuk membudayakan PHBS di kalangan anak-anak dan keluarga Indonesia sehingga mendukung terwujudnya Indonesia yang lebih sehat. 

Diketahui,dari hasil sensus penduduk 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia berusia 5–14 tahun ada 44,8 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, Kemdikbud mencatat ada 27,32 juta siswa SD di Indonesia. Sementara itu,jumlah siswa SD di DKI Jakarta juga tergolong besar,mencapai 841.897 orang.Jumlah yang sangat besar tersebut membuat anak-anak usia SD penting untuk menjadi sasaran edukasi dan sosialisasi PHBS,seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS). 

Saat ini kebiasaan PHBS pada anak-anak dan keluarga Indonesia masih rendah.Indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) 2010 menunjukkan persentase PHBS secara rata-rata nasional 35,7%.Sementara rata-rata untuk CTPS hanya 24,5%.Padahal, PHBS dan CTPS merupakan upaya promotif dan preventif yang berperan penting mendukung terwujudnya Indonesia yang lebih sehat. 

Ketua Umum PB IDI dr Prijo Sidipratomo SpRad(K) mengatakan,di tengah-tengah situasi anggaran kesehatan yang sejak Indonesia merdeka tidak pernah beranjak dari kisaran 2% dari APBN (rekomendasi WHO 5% dari APBN), maka peran pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.Karena itu,IDI mendukung program dokter kecil ini sebagai salah satu upaya pembelajaran bagi anak-anak usia SD tentang arti penting kesehatan. 

“IDI memandang dokter kecil bisa berperan penting sebagai agen perubahan PHBS,” kata dia saat memberikan sambutan dalam acara Final Pemilihan Dokter Kecil Terbaik DKI Jakarta di Taman Wiladatika, Cibubur,Jakarta Timur. Ketua IDI Wilayah Jakarta dr Tony S Natakarman menuturkan, seleksi Dokter Kecil Awarddi Jakarta diikuti oleh 150 orang dokter kecil dari 150 sekolah di lima kota madya di seluruh DKI Jakarta.

Seleksi tersebut berupa tes tertulis mengenai materi dokter kecil, tes wawancara,lomba majalah dinding (mading),lomba puzzle gizi,lomba reli dokcil, dan lomba P3K. Jumlah tersebut akan berperan penting untuk meningkatkan kebiasaan PHBS pada anak-anak SD dan keluarganya. Anak-anak SD penting memiliki kebiasaan PHBS karena kebiasaan yang tertanam sejak dini akan terbawa hingga dewasa. ww.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/492805/

Tidak ada komentar: